Halo !!! Saya Kang Ismet, ini adalah blog tentang AMP HTML dan cara penerapannya

Sehatkah Hubungan Putus Nyambung?


image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP0MnuqFokcfyWRNV2FQr9JY36MwdmhUqedgJgGxqeCtCIDaf0d-e1XAiZ2aS_r5Q0y9kRNvSGABFMQ6EhsW4NgLEgqUIxKGFUUXVflg2GJsIr5gCgQ8JHiF-vQe75qErejZKgQfsPB3c/s1600/on%253Aoff.JPG
Balik lagi, putus lagi, balik lagi, putus lagi..

“I keep on fallin’ in and out of love with you. Sometimes I love ya, sometimes you make me blue. Sometimes I feel good, at times I feel used. Lovin’ you darlin’ makes me so confused.” – Alicia Keys.
Pasti kamu familiar dengan lagu di atas oleh Alicia Keys yang menceritakan tentang hubungan yang putus nyambung. Saat kita berpikir mengenai hubungan romantis, kita biasanya hanya berpikir bahwa hubungan dimulai oleh dua orang bertemu, saling suka dan ada dua kemungkinan: berakhir bahagia atau putus. Tetapi, perjalanan mencari cinta tidak pernah sesederhana itu. Membuat kita bertanya, sehatkah hubungan yang putus nyambung?
Lebih dari 60% pasangan telah mengalami perjalanan hubungan cinta yang rumit dan bisa disebut dengan hubungan on-again/off-again (putus nyambung), menurut Dailey, Pfiester, Jin, Beck & Clark tahun 2009. Lalu, kenapa hubungan yang seperti ini terjadi? Pasangan yang mengalami putusnya hubungan biasanya disebabkan oleh konflik, konflik karakter pasangan, ketidakpuasan dalam hubungan atau ingin bersama dengan orang lain (Dailey, Rosetto, Pfiester, & Surra, 2009). Siklus putus ini biasanya diakibatkan karena kurangnya komunikasi yang lancar dan terbuka. Setelah putus, pasangan putus nyambung memutuskan untuk kembali bersama untuk alasan-alasan yang berbeda seperti: kangen, percaya bahwa dia adalah jodoh, rindu berada dalam sebuah hubungan atau menginginkan kenyamanan dalam hubungan tersebut (Dailey, Jin, Pfiester, & Beck, 2011). Terkadang pasangan ini sulit untuk menemukan pasangan lainnya sehingga semakin mudah mereka untuk kembali kepada mantan. Pada umumnya, pasangan yang putus nyambung mempunyai banyak keraguan dan kekecewaan dalam hubungan mereka dan frustasi berada di dalam hubungan tersebut dan merasa tidak yakin dengan status hubungan mereka (Dailey et al., 2011).
Dari penelitian yang dibahas di atas, kita bisa menanyakan apakah sehat berada di sebuah hubungan yang putus nyambung itu? Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa pola hubungan yang putus dan kemudian berekonsiliasi sebetulnya sangat beracun untuk hubungan dan untuk diri sendiri. Semakin sering pasangan yang putus nyambung, semakin hubungan mereka cenderung memburuk sehingga mengakibatkan interaksi yang buruk, kurang puas dalam hubungan dan komitmen yang lemah (Dailey et al., 2009). Penelitian ini menjelaskan bahwa stress akan bertambah pada hubungan yang putus nyambung. Hal ini tidak ditemukan pada pasangan yang tidak pernah putus.
Namun begitu, jika sepasang kekasih atau suami istri membuka peluang untuk bersama lagi setelah mengalami konflik, para peneliti menyarankan untuk mereka mendiskusikan secara terbuka mengenai transisi hubungannya, berkomunikasi secara jujur dan bebas mengenai kebutuhan dan keinginan mereka serta menggunakan waktu putus itu untuk berpikir dan mengevaluasi hubungan. Dengan evaluasi yang dilakukan oleh pasangan, mereka akan berpikir lebih panjang sebelum kembali bersama karena ingin benar-benar memikirkan baik dan buruknya demi menciptakan hubungan yang sehat dan stabil untuk mereka.